Bayangan yang Kembali Menagih Janji
Gerimis tipis membasahi atap Paviliun Lotus. Lin Wei, seorang pelukis istana yang tengah naik daun, menatap kosong ke arah danau. Aroma osmanthus yang seharusnya menenangkan justru terasa menyesakkan. Ada kabut tebal di benaknya, potongan-potongan mimpi aneh tentang kehidupan yang bukan miliknya.
Setiap malam, ia bermimpi tentang seorang wanita bernama Mei Lan, seorang penari istana yang anggun dan berani. Mei Lan mencintai seorang jenderal muda bernama Zhao Feng. Cinta mereka terlarang, penuh bahaya, namun abadi. Hingga suatu malam, Mei Lan ditemukan tewas di tepi danau, tepat di tempat Lin Wei berdiri sekarang. Zhao Feng, sang jenderal, justru menikahi putri kerajaan beberapa hari kemudian.
Lin Wei menggigil. Mimpi itu terlalu nyata, terlalu pedih. Ia merasa seolah-olah DIRINYA adalah Mei Lan.
Suatu hari, seorang pedagang asing membawa sebuah lukisan dari reruntuhan Kuil Langit. Lukisan itu menggambarkan Zhao Feng, dengan sorot mata yang sama persis dengan yang ada di mimpi Lin Wei. Di belakang lukisan, tertulis sebuah puisi: "Bunga teratai layu, janji dilupakan, BAYANGAN kembali menagih."
Lin Wei mulai mengingat.
Zhao Feng bukan hanya menikahi putri kerajaan. Ia MENGKHIANATI Mei Lan. Ia menjebaknya dalam sebuah konspirasi politik, agar kekuatannya meningkat. Kematian Mei Lan bukan kecelakaan, melainkan PEMBUNUHAN yang direncanakan.
Lin Wei tahu apa yang harus dilakukannya.
Kebetulan, putri kerajaan yang dijodohkan dengan putra mahkota kekaisaran tetangga mendadak sakit keras. Pernikahan dibatalkan. Kaisar, dalam kebingungannya, mencari pengganti.
Lin Wei maju. Ia menawarkan diri.
Semua orang terkejut. Pelukis istana? Menjadi permaisuri? Sungguh KETERLALUAN! Namun, Lin Wei memiliki kecantikan yang mempesona dan aura misterius yang membuat Kaisar terpikat. Pernikahan pun diumumkan.
Beberapa bulan kemudian, Lin Wei, kini Permaisuri Lin, mengirimkan hadiah pernikahan yang indah kepada Jenderal Zhao Feng, seorang guqin yang terbuat dari kayu cendana terbaik. Zhao Feng menerimanya dengan senyum lebar, tidak tahu bahwa guqin itu telah disetel sedemikian rupa sehingga mengeluarkan suara memilukan yang hanya bisa didengar oleh orang yang hatinya penuh dosa. Setiap malam, Zhao Feng mendengar tangisan Mei Lan, bayangan masa lalu yang menghantuinya. Ia menjadi gila, perlahan-lahan, tak seorang pun tahu sebabnya. Kekuasaannya runtuh. Ia menjadi bahan tertawaan.
Lin Wei menatap ke arah kejauhan, senyum tipis menghiasi bibirnya. Ia tidak membunuh Zhao Feng secara fisik. Ia menghancurkannya dari dalam, seperti yang Zhao Feng lakukan padanya di kehidupan sebelumnya. Keadilan telah ditegakkan.
"Dan aku akan pastikan keturunannya tidak akan pernah berkuasa."
Tugas selesai, tapi ada satu janji lain... yang masih menunggu untuk ditunaikan, di kehidupan selanjutnya, atau mungkin yang sesudahnya.
You Might Also Like: Distributor Skincare Usaha Sampingan
0 Comments: