Cinta yang Menjadi Awal Perang Embun pagi membasahi kelopak bunga meihua di taman kediaman keluarga Li. Di sana, berdiri Li Wei, punggung...

Wajib Baca! Cinta Yang Menjadi Awal Perang Wajib Baca! Cinta Yang Menjadi Awal Perang

Wajib Baca! Cinta Yang Menjadi Awal Perang

Wajib Baca! Cinta Yang Menjadi Awal Perang

Cinta yang Menjadi Awal Perang

Embun pagi membasahi kelopak bunga meihua di taman kediaman keluarga Li. Di sana, berdiri Li Wei, punggungnya tegap meski bahunya tampak merosot. Di tangannya tergenggam liontin giok berbentuk naga dan phoenix, simbol cinta abadinya dengan Lin Mei. Dulu.

Dulu, malam-malam di bawah rembulan menjadi saksi janji suci mereka. Dulu, tawa Lin Mei adalah melodi terindah bagi Li Wei. Dulu, dunia terasa sempurna. Namun, "dulu" itu kini terasa seperti racun yang membakar tenggorokannya.

Lin Mei menikahi Li Chang, kakak kandungnya sendiri. Demi kekuasaan dan aliansi politik yang akan memperkuat posisi keluarga Li di istana. Li Wei, yang seharusnya menjadi pewaris utama, disingkirkan dengan dalih penyakit misterius. Penyakit yang hanya ada di mata mereka.

Li Wei memilih diam. Bukan karena ia lemah. Bukan pula karena ia tak mampu melawan. Ia menyimpan RAHASIA. Rahasia yang lebih besar dari takhta, lebih berharga dari cinta Lin Mei. Sebuah rahasia yang jika terungkap, akan mengguncang fondasi kekaisaran.

Setiap malam, ia memainkan guqin di paviliun terpencil. Nadanya lirih, penuh penyesalan, tetapi juga tersirat kekuatan terpendam. Ia menyaksikan dari jauh bagaimana Lin Mei menjadi permaisuri yang dihormati, bagaimana Li Chang semakin berkuasa. Ia melihat mereka bahagia di atas puing-puing hatinya.

Namun, kebahagiaan itu tampak rapuh. Ada bayangan gelap yang mengikuti Lin Mei. Surat-surat rahasia yang diselundupkan keluar istana, tatapan cemas di mata permaisuri saat mendengar nama "Jenderal Zhao," aroma dupa aneh yang menyelimuti kamarnya.

Misteri ini perlahan menguat, seperti benang kusut yang berusaha diurai. Li Wei, dengan kecerdasannya yang tak tertandingi, mulai menarik satu per satu ujung benang itu.

Akhirnya, kebenaran terungkap: Lin Mei menjalin hubungan terlarang dengan Jenderal Zhao, seorang perwira yang setia pada Kaisar terdahulu. Kaisar yang dijatuhkan oleh konspirasi yang didalangi oleh ayah Li Wei dan Li Chang. Surat-surat itu berisi rencana pemberontakan, upaya untuk mengembalikan kejayaan dinasti sebelumnya.

Li Wei menyadari mengapa Lin Mei menikah dengan Li Chang. Bukan hanya demi kekuasaan, tetapi juga demi melindungi Jenderal Zhao dan menjalankan misinya dari dalam istana. Liontin giok itu, yang ia berikan pada Lin Mei bertahun-tahun lalu, ternyata memiliki ukiran tersembunyi — kode rahasia yang digunakan untuk berkomunikasi dengan para pemberontak.

Li Wei bisa saja membongkar semua ini. Ia bisa saja membalas dendam. Tapi ia memilih jalan lain. Ia menemui Kaisar, bukan untuk mengadukan pengkhianatan Lin Mei, melainkan untuk menawarkan bantuan dalam menumpas pemberontakan. Ia memberikan informasi penting yang memungkinkan pasukan kekaisaran menggagalkan rencana Jenderal Zhao.

Pemberontakan berhasil dipadamkan. Jenderal Zhao dihukum mati. Lin Mei, yang terlibat, diturunkan pangkatnya menjadi selir rendahan dan dikurung di istana terpencil. Li Chang, merasa dikhianati dan dipermalukan, kehilangan kepercayaan Kaisar. Kekuasaan dan kejayaan keluarga Li mulai meredup.

Tak ada kekerasan. Tak ada pertumpahan darah yang sia-sia. Hanya TAKDIR yang berbalik arah. Pahit, namun indah.

Li Wei kembali ke paviliunnya. Ia memetik guqin untuk terakhir kalinya. Nadanya bukan lagi penyesalan, melainkan penerimaan. Ia tahu bahwa rahasia yang ia simpan, rahasia tentang garis keturunannya yang sebenarnya — bahwa ia adalah keturunan terakhir dinasti yang dijatuhkan oleh keluarganya — akan tetap terkubur bersamanya.

Ia melihat ke langit malam, bintang-bintang bertaburan seperti air mata dewa. Dan ia menyadari, kadang, cinta dan perang memang tidak bisa dipisahkan, mereka terjalin dalam simpul yang tak mungkin diurai...

Mungkin, di kehidupan yang akan datang, ia tidak akan dilahirkan dalam keluarga Li.

You Might Also Like: The Westmoreland Museum Of American Art

0 Comments: